Strategi masing-masing peternak tentunya berbeda. Salah satu cara
yang dari dulu sampai sekarang dilakukan adalam dengan sistem eceran.
Dalam pemasaran sistem eceran
kroto dijual langsung kepada konsumen tanpa ada perantara, yang biasanya
kroto tersebut digunakan oleh konsumen sebagai pakan burung sehari-hari. Kebanyakan pelaku
usaha ternak semut kroto menggunakan cara ini karena dinilai lebih efisien dalam segi biaya dan besar dalam keuntunggan. Bila kepada pengepul
peternak kroto
menjual dengan harga Rp.100.000,-/kg tapi apabila menggunakan sistem
eceran yang ditujukan bagi konsumen harganya bisa mencapai
Rp.150.000-Rp.200.000/kg, lebih menguntungkan bukan.
Sistem distribusi kroto dapat dibedkan menjadi tiga macam sebagai berikut :
- 1. Sistem Distribusi kroto Langsung
Pada sistem ini peternak menjual atau menyalurkan
kroto langsung kepada konsumen. Jadi peternak sebagai produsen berhubungan langsung dengan konsumen.
Keunggulannya adalah peternak mendapatkan keuntunggan lebih dari segi harga dan konsumen langsung datang ke tempat peternak.
- 2. Sistem Distribusi Kroto Semi-langsung
Pada sistem ini peternak menyalurkan
kroto melalui kios pakan burung miliknya sendiri.
Keuntungannya peternak mendapatkan keuntunggah harga yang lebih tinggi.
Kekurangganya adalah ada biaya untuk sewa tempat jika menyewa.
- 3. Sistem distribusi Kroto Tidak Langsung
Pada Sistem ini peternak menjual atau menyalurkan
kroto melalui tangan ketiga seperti pengepul.
Keuntungannya peternak tidak perlu repot mencari konsumen dan langusng mendapatkan uang.
Kekurangannya adalah peternak menjual
kroto lebih murah.
Setelah kita mempelajari
3 sistem distribusi kroto
selanjutnya keputusan ada pada pembac a, memilih cara distribusi yang
mana yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.